Tepi Danau


Dalam sajak ini, kau ciptakan
terangmu sendiri. Terang yang perih
lagi sunyi. Yang ditundukkan
dari bawah leher terus ke pinggang ini.

Dan anak-anak rambutmu adalah
kecemasan yang berjatuhan.

Dalam sajak ini, kau bentuk
kepasrahan untuk menikmati
sebuah ketakpedulian lain
terhadap perangai cahaya.

Punggung yang terang, dan
pinggang yang remang adalah
keteduhan berbalut berahi remaja
saja -- sebab cinta cuma permainan
mencari akar.

Dalam sajak ini, kau bayangkan
dia memandangimu. Hanya karena
kau biru yang lelah memenangkan
peperangan gelap dan terang.

Dalam sajak ini, kau semakin
dalam menunduk, sedang dia
- di tepi danau - tak jenak duduk.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung