Anno Quaestiones


Kebencian ini pelan-pelan ditanam
sejak tahun sembilan puluh sembilan
(Ia tak pernah menyadari, tersesat bahkan) --
antara lirik Ágætis Byrjun dan
larik-larik Selected Poem-nya Günter Grass.


Ia bisa bermula dari tangis
yang menyeberang Sungai Tigris,
membahana hingga ke Perancis,
dan belum akan kalis.

Ia seperti pertanyaan, butuh jawaban
setiap orang -- sampai kapan?
Lalu hidup tumbuh jadi kesempatan
antara mengungsi, mati, atau kesia-siaan.

Dan pertanyaan ini tak kunjung berhenti
dari tahun sembilan puluh sembilan
(sampai sekarang, ia masih memikirkan) --
apa yang disebut Ágætis Byrjun dan
kebahagiaan seperti dalam puisi Günter Grass.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun