Cahaya dan Warna


Cinta itu gelap, katamu,
karenanya aku meraba,
mencari, dan bertanya;
"Apakah Kau cahaya dan
semata cahaya?"


Cinta itu nir warna, katamu,
setelah bergelap, berterus
terang, menemu yang padat,
seterui yang mekar, dan me-
mahami yang berguguran.

"Apakah ia yang serupa bening
prisma, dan segala warna dari
cahaya diteruskan dari sana?"

Ia meyakinkan diri. Meyakini
bahwa cinta juga rupa-rupa
warna yang menyebar. Yang
tak dapat ia hitung dengan
sabar, dengan jemarinya
yang bergetar.

2017

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun