Aku Ingin Ke Puncak Sepi

Sepatu baru kembali. Keringatnya deras sekali.
"Perjalanan ini tiada henti!" Protesnya kudengar
lirih. Aku, lebih baik tidak peduli karena malam,
ini kali, kurasakan teramat sedih.

Sepatu ingin berhenti. Antara kanan dan kiri
saling berganti menjegal langkah sendiri.
"Aku akan terus berlari!" Aku yang protes
kali ini sebab hampir menetas benih pagi.

"Duhai Penyair, ke mana engkau ingin pergi?"

Aku ingin ke puncak sepi. Di mana tak pernah
lagi kudengar riuh ibukota, keluh ibu kata, dan
rengek sajak-sajak yang ingin beranjak dewasa.

2008

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung