Kembali Ke Desa
Kembali mengubur sisa-sisa usia pada berbatang-batang
asam jawa dan pematang-pematang sawah, pada lincah
bocah-bocah yang tak peduli dengan tubuh kurusnya
atau sungai yang deras arusnya, pada layang-layang
dan panjang benang yang pada tubuhnya ada jemari
yang luka dan kaki-kaki yang pincang, pada panggilan-
panggilan sayang dan permainan di halaman belakang,
pada pelepah dan batang pisang, pada saat deklamasi
atau (bisa kausebut) berpuisi di hadapan papan hitam
dan kotak kapur tulis, pada rima dan irama yang diaturnya
dalam dada sebelum diledakkannya suaranya yang pertama,
pada mata, telinga, dan kaca-kaca jendela di mana pertama kali
memandang dia; hal yang untuk pertama kali mengingatkan
pada satu kata: "kota".
2009
asam jawa dan pematang-pematang sawah, pada lincah
bocah-bocah yang tak peduli dengan tubuh kurusnya
atau sungai yang deras arusnya, pada layang-layang
dan panjang benang yang pada tubuhnya ada jemari
yang luka dan kaki-kaki yang pincang, pada panggilan-
panggilan sayang dan permainan di halaman belakang,
pada pelepah dan batang pisang, pada saat deklamasi
atau (bisa kausebut) berpuisi di hadapan papan hitam
dan kotak kapur tulis, pada rima dan irama yang diaturnya
dalam dada sebelum diledakkannya suaranya yang pertama,
pada mata, telinga, dan kaca-kaca jendela di mana pertama kali
memandang dia; hal yang untuk pertama kali mengingatkan
pada satu kata: "kota".
2009
Comments