Sayap Kupu-kupu di Lengan Ibu
Ibu menumbuhkan sayap kupu-kupu di lengannya. Sayap yang terlihat halus dan lembut, tapi ketika bergetar terasa bagai arus di laut. Ganas dan liar. Hingga aku yang tengah sembunyi di bilik sunyi - ruang paling sendiri dan terkunci, terduduk gemetar.
Ibu menerbangkan sayap itu ke langit kamar. Tepat di bawah lampu pijar. Tapi bayangnya, luar biasa gelap kupandang! Aku tak bisa lagi melihat, hanya meraba-raba dinding dan bertanya-tanya pada sekeliling; Ibu, masihkah kau di sana?
Ada lintasan-lintasan samar seperti ketika aku di dalam kereta dan memandang persawahan - dan aku masih melihat sayap itu bergetar di bawah lampu pijar - bersama rasa takut yang tak bisa kukatakan. Hanya berpegang pada cahaya yang mulai buta, aku melangkah mencari suara Ibu.
Ibu menerbangkan sayap itu ke langit kamar. Tepat di bawah lampu pijar. Tapi bayangnya, luar biasa gelap kupandang! Aku tak bisa lagi melihat, hanya meraba-raba dinding dan bertanya-tanya pada sekeliling; Ibu, masihkah kau di sana?
Ada lintasan-lintasan samar seperti ketika aku di dalam kereta dan memandang persawahan - dan aku masih melihat sayap itu bergetar di bawah lampu pijar - bersama rasa takut yang tak bisa kukatakan. Hanya berpegang pada cahaya yang mulai buta, aku melangkah mencari suara Ibu.
Comments