Kematian Abu Malik

Dari menara, dari menara,
seorang perempuan berjaga.

Seperti awan hujan yang begitu iba
melihat lahan gersang, dan di tangannya
butir-butir air seakan tertahan.

Telah didengarnya yang terjadi
di Sikhem, di atas Gunung Zalmon,
tentang Abu Malik dan api
yang membakar, yang menjalar.

Hingga di Tebes,
di mana dia memanjat,
seusai bermunajat,
sesuatu haruslah tamat!

Dari menara, seorang perempuan
menjatuhkan batu kilangan.

Dan Abu Malik menawar rahasia;
kematian adalah kehormatan.

Dengan kepala berdarah,
dengan pisau terarah,
dia inginkan luka
yang teramat parah.

Dari menara,
di atas semua peristiwa,
seorang perempuan tertawa.

Sebab di bawahnya,
tak ada lagi duka.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun