Belantara

Di sini, tak ada yang disesatkan bimbang; sesosok mambang yang muncul dari gerumbul, lalu membuhul kakimu erat. Kau tak terikat. Bebas bergegas dan berkemas menyibak semak cemas. Mengelak dari jerat dan bayang hidup yang buas.

Di sini, tak ada disembunyikan. Shinta tak pernah hilang. Dia hanya jatuh cinta pada rupa rusa kencana. Hingga lupa lingkar panah Laksmana. Kau tak perlu berlari. Luka hunus pandan duri atau iris onak rotan tak bisa buatmu mati. Berjalanlah setegak panji. Biar semuanya mengerti: belantara ini hidup sejati.

Adalah aku dan kau, menyeruakkan keluh paling sesak. Menyemarakkan ruang sepenuh pekak. Agar segera riuh dan penuh kanopi-kanopi sepi. Agar terjelajah seluruh lembah-lembah hati.

Dan di sini, di rimba segala gelora dada, kaulah angin. Menggeletarkan ujung-ujung daun. Dan aku tunggul kayu mahoni, memendam rasa rindu itu sedalam hati.

2011

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung