Sejak dari Pasar, Aku Bumbu Dasar

Di lorongmu, Pasar, aku sekeranjang rimpang lengkuas.
Sedikit bercabang dan bertunas. Didasarkan, disadarkan,
nanti seorang pembeli mempesiangku. Sesiangan.

Lukaku getir ketumbar. Padanya terhidu anyir sabar.
Tak dirawat, terus ditawar. Ditunjuk-tunjuk tangan
saudagar: "Secupak sedinar? Segenggam sedirham!

Alahai, langkahku hanya bubuk rempah. Cengkeh dan lada.
Selekeh tak berharga. Sejimpit tak sejumput, bagi bumbu
sup buntut. Tak sesiapa pun membuatku surut.

Bagiku hidup ditumbuk dan disangrai. Didera mabuk
dan sangsai. Sampai kelak berubah bentuk. Dari kukuh
hingga lepai. Begitulah kelak segalanya selesai.

Sejak disajakkan untukmu, Pasar, daging lembu dan lawar.
Aku akar temu dan aneka bubuk. Di meja makan, hanya
lihai lidah yang sanggup membedakan.

2011

Comments

hem... teernyata ada puisinya juga om... jadi betah baca2 ni.. salam kenal toKo bLoG

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun