Kuburan Panjang


Walau semacam lubang, ia tak gentar
melepas gemarnya pada lekuk tubuhmu,
pada rasa takut di hatimu. Ia tak mengintai,

justru terlihat begitu santai, sebagai lubang
yang damai. Orang-orang suka sekali duduk
dengan khusyuk merapal doa, atau berbisik

menyoal -- siapa yang seharusnya masuk
lebih dulu ke lubang itu. Sebetulnya, maut itu
ramah dan sopan, hanya tubuhmu sedang

terguncang dalam sembahyang dan waktu
adalah ia yang tak hendak bersabar. Ia telah
siap menguruk tubuhmu jika terjengkang

dan jatuh ke dalam lubang yang terus
memanjangkan badan sejak kau lepaskan
diri dari buaian. Jangan takut, ia lubang

yang aman. Di dalamnya, kau akan terlindung
dari kesakitanmu sendiri dan kau bukan lagi
seorang pesakitan di dunia ini.

2017

Comments

Fusagi Argopuro said…
keren karya tulisnya

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung