Kau Bakar Juga

1.
Kau bakar juga mawar dalam jambangan,
hingga dada ini merah sempurna.
Dan sebentuk cinta jatuh sebagai abu.

Doa yang lama tersimpan, menguar
dupanya. Dia tak lagi tegar, tak lagi
mempesona. Siapa mampu menatap
bara? Sedang aku: arang kenangan.

Kau bakar juga tonggak salib, hingga
galib. Nyata seperti tubuh mengaduh.
Dan ini rindu remuk tak berbentuk.

Kudengar: yang teramat kering
mengertap di murung langit-langit.
Kosong yang begitu gosong.
Aku jadi debu atau tinggal bayang-bayang.

Kau: Api menggantang pandang.
Sebentar datang, sebentar hilang.


2.
Kau bakar juga rumah kenangan.
Dan dadaku semakin bara; Siapa Tuan
bersemayam di mimpi malam?

Kuharap: asap, wangi dan sejati.
Pengingat peristiwa tak terperi.
Aku yang terjerembab dalam senyap
meminta raga: merupalah segera!

Tapi kau bakar ayat yang lain,
tentang semangkuk air dan selusuh kain.
O, gerangan gersang yang menyerang,
sudilah bersemi tetunas biji.

Seperti di pantai Niniwe, tumbuh serumpun labu.
Akulah yang berseru : Janganlah layu!

Sebab ini malam, akan kau bakar juga
tulang-tulang ikan: cerita usang tentang
harapan.

3.
Ini aku, bersimpuh di atas abu.
Sebelum kau bakar maukah
kau kabarkan seluruh catatanku?

2010

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung