Perihal Duri
Mirip paku, kau menusukku tepat di kalbu
tapi kau punya mawar, punya tangkai yang sabar
memegang kembang, menyungkun guguran daun.
Kau mencabikku sungguh,
sekukuh kuku-kuku itu,
di dada dan di punggung,
segala bebanMu
kuhitung, kutanggung.
Sebagai lencir getir, kau lempangkan liang nyeri
supaya ku tuju laluan kelu, ku sibak rimbun isak.
Dan aku tahu:
kau teramat sengat.
teramat kesumat.
Lalu setiap penderitaan,
hanya serpih kembang seruni
tak sanggup bersanding,
apalagi menanding.
2011
tapi kau punya mawar, punya tangkai yang sabar
memegang kembang, menyungkun guguran daun.
Kau mencabikku sungguh,
sekukuh kuku-kuku itu,
di dada dan di punggung,
segala bebanMu
kuhitung, kutanggung.
Sebagai lencir getir, kau lempangkan liang nyeri
supaya ku tuju laluan kelu, ku sibak rimbun isak.
Dan aku tahu:
kau teramat sengat.
teramat kesumat.
Lalu setiap penderitaan,
hanya serpih kembang seruni
tak sanggup bersanding,
apalagi menanding.
2011
Comments
ada sajak untuk tukang sepatu nih. hahahah... soalnya saya suka dengan puisi-puisimu
http://degoblog.wordpress.com/2011/05/08/sajak-buat-tukang-sepatu/