Biarkan Lotus Mengerti

Lotus adalah seekor anjing yang dimiliki oleh seorang gadis Thailand yang bermukim di Amerika. Karena sangat disayang oleh pemiliknya, Lotus mulai melakukan klaim teritori terhadap pemiliknya. Bukan hanya soal tempat tetapi juga kedekatan. Lotus tidak akan memperbolehkan orang lain duduk dan bersentuhan dengan pemiliknya. Apabila ada yang melakukannya Lotus akan menggigit orang itu!

Apakah Lotus berarti protektif terhadap pemiliknya? Cesar Milano, The Dog Whisperer (Penakluk Anjing) mengatakan Lotus bukan bersifat protektif terhadap pemiliknya, tetapi Lotus merasa dirinya telah berkuasa atas apa yang terjadi di rumah itu. Hal ini karena selama ini Gadis Thailand pemilik Lotus selalu mengutamakan Lotus dan memberi perhatian yang berlebih, baik sebelum dia pergi maupun sewaktu dia kembali ke rumah.

Yang disarankan oleh Cesar Milano adalah membuat Lotus mengerti bahwa hubungan yang dimilikinya dengan pemiliknya itu adalah hubungan yang tidak wajar. Seharusnya, Lotus adalah anjing dan semua orang yang berhubungan dengan Si Gadis Thailand adalah manusia yang stratanya lebih tinggi darinya. Oleh karena itu, Cesar memberikan sugesti kepada teman Si Gadis Thailand itu untuk bisa menundukkan Lotus.

Sesederhana itu? Tentu tidak. Anggaplah kita sebagai orang yang dianggap lebih berharga dari orang lain, tentu akan menganggap orang lain lebih rendah derajatnya dari kita. Satu-satunya cara untuk memperbaiki pola pikir yang keliru seperti itu adalah dengan menghadirkan orang yang merasa lebih tinggi dari kita. Tetapi, yang akan terjadi adalah konfrontasi. Itu pasti!

Lotus pun melakukan perlawanan. Dia menggigit tangan Cesar Milano, Si Penakluk Anjing itu. Dan Cesar pun memberikan perlawanan. Lotus dihempaskan dari sofa, ditekan kepalanya ke lantai, dan tidak diperbolehkan bergerak sampai Lotus berpikiran bahwa apa yang tadi telah terjadi adalah kesalahannya. Dan hal seperti itu tidak akan pernah ditolerir sampai kapan pun.

Tetapi itu masih belum bisa memberikan perubahan drastis terhadap Lotus. Cesar Milano sampai merasa perlu membawa Lotus ke pusat rehabilitasi anjing yang dimilikinya. Tujuannya cuma satu: menyadarkan Lotus bahwa dia adalah seekor anjing, yang sepatutnya tunduk pada perintah manusia.

Kasus Lotus, anjing yang melakukan klaim terhadap manusia memberikan flashback pada hubungan antara manusia dengan Tuannya yaitu Tuhan. Saat ini, banyak sekali orang yang menempatkan Tuhan bukan sebagai Tuan tetapi sebagai Penolong belaka.

Di saat-saat kesusahan, mereka berdoa agar terbebas dari kesusahan yang dideritanya. Baik ekonomi, sakit, atau permasalahan lain. Tetapi di saat mereka senang dan bahagia, bahkan kata “Tuhan” pun tidak pernah keluar dari mulutnya. Baik sekedar memuji atau bersyukur atas kebaikanNya. Tidak cuma itu, ada banyak orang yang bahkan memikirkan “apakah Tuhan itu perlu ada di dalam hidupnya atau tidak?” Lebih jauh lagi, banyak yang dengan berani berkata “Tuhan itu tidak penting, bahkan tidak eksis!”

Barangkali, itulah yang membuat Tuhan mengijinkan hal-hal buruk terjadi dalam hidup kita. Agar kita seperti halnya Lotus dibuat mengerti akan hubungan antara hamba dan Tuan. Meskipun ada permisif bahwa dalam hubungan anjing dan pemiliknya, atau hubungan antara manusia dengan Tuhan ada saatnya hubungan itu bersifat sebagai “sahabat.” Seperti pepatah “Dog is the best friend of human” atau klaim “Tuhan adalah sahabatku” dalam lagu-lagu Sekolah Minggu. Mohon jangan disalahartikan, kalimat saya ini bukan berarti menyamakan anjing dengan Tuhan, tetapi yang benar adalah “anjing” = manusia, “pemilik anjing” = Tuhan.

Sama seperti Cesar Milano menghempaskan Lotus ke lantai, menekan moncongnya, dan menyuruhnya tetap diam, mungkin seperti itulah Tuhan ketika mengijinkan musibah terjadi dalam hidup kita. Tujuannya, menjadikan kita paham bahwa ada Dia yang seharusnya kita dahulukan di dalam kehidupan kita. Bukan sebaliknya.

Analogi kasus di atas memang sangat kasar. Tetapi buat saya itu pas untuk mengatakan “Apa lah kita dibandingkan dengan Tuhan - Sang Tuan sejati?”. Dan menyamakan diri kita dengan seekor anjing terhadap tuannya, masihlah belum sebanding untuk menyetarakan pemilik Anjing itu dengan Tuan kita, Tuhan.

Jakarta, Februari 2012

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung