Posts

Showing posts from December, 2013

Anggur

Kau petik juga bulir buah yang cantik Yang pada hijau kulitnya, matahari kehilangan pukau, dan langit seolah mendekat dan terjangkau Buah yang segar berair manis, getar di dahagamu yang tragis. Lalu di dadamu, di igamu yang kelam, kesepian jadi jemu, jadi lengkap sebuah lebam. Luka rindu Kau bayangkan serupa sulur panjang Yang di tubuhnya daun rimbun, lintuh embun. Seolah jawaban dari doa pelan-pelan turun Sulur yang merangkai bulir, menyangkali takdir, agar buah yang ranum kekal tak terpetik. Dan jemarimu seperti dendam yang menari-nari, di antara hela napas, dari dan ke dalam dadamu, ke sela igamu, "Bersabar. Bersabarlah." Bertabah seumpama bebulir buah yang menggantung. 2013

Untuk Negeriku

Jauh sebelum pohon-pohon itu menyerukan namamu, aku tak ada di situ Juga ketika daun-daunnya menguning dan gugur, atau embun jatuh seperti tangisanmu, aku tak ada di situ. Hanya saat hujan, saat angin jadi gelap dan dingin, diam-diam doaku mengalir di ujung akar-akar yang jauh. 2013

Perkiraan Tentang Setia

: Ahasyweros Katamu, kita telah dikutuk untuk menggelandang, sampai remuk bentuk lalu menghilang. Tapi, hidup tak semata menerka dan memperkatakan perkara-perkara, mencari kesimpulan sementara, atau mengundi kemungkinan yang terjadi nanti. Aku bersikukuh bahwa apa yang kubawa dalam doa dan puasa adalah hal sederhana, semacam perkiraan tentang bersetia pada hidup sebenarnya. Hidup yang membentuk kita utuh dan berbilang, meski hanya di ceruk atau palung paling dalam. 2013

Seri Penulis : Guntur Alam "Hidup seperti sebuah Permainan Menuju Titik Akhir"

Bagaimana cara Anda memandang hidup Anda saat ini? Saya sendiri tidak tahu bagaimana saya memandang hidup saya ini. Saya menjalaninya saja, saya sedikit ambisius tetapi juga pasrah pada hasil. Selayaknya game kali ya. Selalu ada rintangan dan saya harus bersiap dengan taktik dan trik. Tapi pada titik-titik tertentu, saya mengikuti saja iramanya. Seperti terjebak di pasir isap, jika berusaha sekuat mungkin, kita justru semakin diisap, jadi saya akan diam, dan bila waktunya sudah pas, saya akan memulai. Intinya saya seseorang yang menganggap hidup adalah sebuah perjalanan (game) menuju titik akhir. Sepanjang jalan, akan ada rintangan dan saya harus bersiap jika ingin sampai ke titik akhir dengan predikat pemenang. Jawaban saya makin ngawur. Sejauh mana Anda memandang cinta dalam hidup Anda? Cinta? Haruskah saya menjawab pertanyaan ini. Cinta itu terlalu luas dan saya tak tahu harus memandang pada titik mana saja. Oh, Tuhan.... Saya selalu terjebak dan mendadak bodo...

Seri Penulis : Tranformasi Cinta Ilham Q Moehiddin dalam Hidup

Bagaimana cara Anda memandang hidup Anda saat ini? Dinamis. Hidup saya dinamis. Saya telah melewati beberapa kesukaran hidup dan sedang bersiap menghadapi kesukaran hidup lainnya jika ia datang. Saya percaya bahwa kita tak bisa hidup sendiri. Selalu ada orang lain, atau cara lain/berbeda yang bisa sangat memengaruhi sehingga kita bisa menghargai hidup. Seringkali, saya memandang hidup secara dimensional, berusaha mengerti seperti apa sekat sosial yang masih berlaku di tengah masyarakat kita, lalu saya gunakan sebagai penyeimbang. Saya menyenangi perkawanan, memelihara persahabatan saya dengan beberapa orang dari masa kecil, dan dengan sebagian besar yang saya kenal di pergaulan sehari-hari. Saya selalu menganggap semua orang itu baik, yang dengan anggapan itu menjadi pintu bagi saya untuk mendekati mereka. Bagaimana pun saya perlu memelajari karakter setiap orang (apa yang ia tak sukai dan apa yang ia sukai, pandangannya, pilihannya dan seperti apa mereka menggunakan ...

Seri Penulis : Pandangan Kurnia Effendi Tentang Hidup, Cinta dan Karya

Bagaimana cara Anda memandang hidup Anda saat ini? Hidup ini anugerah, jadi mesti disyukuri. Meskipun secara kualitas jauh dari memadai, saya selalu berpikir bahwa Tuhan Maha Kasih dan terlalu sayang kepada saya. Hidup ini seperti air, jadi mengalir saja. Saya tidak ingin berlama-lama memikirkan problematic hidup yang kemudian memunculkan problem baru. Jadi dihadapi, dihayati, dan dinikmati. Hidup ini blue print Tuhan, jadi sekalipun memercayai bahwa usaha memungkinkan mengubah takdir, setiap hal yang saya terima dari hidup saya anggap sebagai ketentuan dari kasih-sayang-Nya Sejauh mana Anda memandang cinta dalam hidup Anda? Cinta itu warisan Tuhan yang ditiupkan kepada setiap insan, jadi merupakan fitrah manusia. Saya berusaha mencintai orang lain tanpa pamrih, namun selalu ada hasrat manusiawi yang menyertainya, sehingga menyimpulkan sendiri bahwa cinta pada dasarnya keberpihakan saya pada keindahan. Cinta tidak habis dibagi, sehingga saya tidak pernah membat...

Ciuman

Bagai bunga es mencair di awal musim semi, ada yang meleleh melihat kita berjumpa kata. Tak ada yang pulang atau berpaling dari baris-baris sepi yang begitu tipis menyayat hati selain ciuman yang berulang. Kau kecupi nyeri, aku melumat makna mati. Kita disakiti sekat-sekat kata, dan bahasa membuaskan kita sesudah susah kita keluar dari sana. Dari dirimu dan diriku sendiri. Bagai daun yang bergoyang terkena angin musim yang dingin, ada yang begitu hebat berkebat setelah kata tak bisa lagi diucapkan. Tapi lidah kita berdecap. Seolah telah habis hal yang manis, telah tandas apa yang pantas kutuliskan dan kaubacakan lagi. Ayat-ayat yang dahsyat membebat pikiran dan perasaan kita. Getar bibir dan debar dada yang melahirkan kita ke dunia nyata. Dunia tak sempurna milikku dan harapan yang hampir purna darimu. 2013