Seri Penulis : Pandangan Kurnia Effendi Tentang Hidup, Cinta dan Karya

Bagaimana cara Anda memandang hidup Anda saat ini?

Hidup ini anugerah, jadi mesti disyukuri. Meskipun secara kualitas jauh dari memadai, saya selalu berpikir bahwa Tuhan Maha Kasih dan terlalu sayang kepada saya.

Hidup ini seperti air, jadi mengalir saja. Saya tidak ingin berlama-lama memikirkan problematic hidup yang kemudian memunculkan problem baru. Jadi dihadapi, dihayati, dan dinikmati.

Hidup ini blue print Tuhan, jadi sekalipun memercayai bahwa usaha memungkinkan mengubah takdir, setiap hal yang saya terima dari hidup saya anggap sebagai ketentuan dari kasih-sayang-Nya

Sejauh mana Anda memandang cinta dalam hidup Anda?

Cinta itu warisan Tuhan yang ditiupkan kepada setiap insan, jadi merupakan fitrah manusia. Saya berusaha mencintai orang lain tanpa pamrih, namun selalu ada hasrat manusiawi yang menyertainya, sehingga menyimpulkan sendiri bahwa cinta pada dasarnya keberpihakan saya pada keindahan.

Cinta tidak habis dibagi, sehingga saya tidak pernah membatasi perasaan cinta saya. Dan seperti sebuah hukum yang telah ditetapkan oleh ajaran agama, cinta seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman, cinta menghibur kesedihan, cinta menyelesaikan persoalan.

Dalam hal apa cinta bisa dituangkan dalam karya-karya Anda?

Dalam banyak cara. Pertama, upaya mencipta dan melahirkan karya penulisan baru, adalah bentuk cinta saya terhadap sastra. Kedua, saya menulis dengan cinta sehingga hasil tulisan saya kemungkinan besar memberikan sentuhan emosi (hidup). Ketiga, saya kadang mencintai tokoh-tokoh yang saya ciptakan, terbukti saya mengidentifikasi diri dengan tokoh itu. Contoh sederhana, bahkan judul cerpen saya tercantum di mobil saya, seolah cerita itu nyata. Keempat, secara dominan saya mengangkat tema-tema cinta dalam karya fiksi saya. Kelima, saya pernah menyampaikan semacam kredo bahwa “cinta tak pernah selesai di bumi”.

Ingin dikenang sebagai apa Anda oleh orang lain dalam kehidupan ini?

Saya ingin dikenang sebagai orang baik, teman yang setia dan penolong, penulis yang inspiratif

Apakah Anda sering berkontemplasi? Seringnya tentang apa?

Tidak pernah secara khusus berkontemplasi, karena merasa nyaman saat berada di tempat ramai maupun di tempat sunyi. Kalaupun mencoba merenung, lebih sering mengenai outline fiksi atau karakter tokoh yang hendak saya ciptakan.

Tempat di dunia ini yang ingin sekali Anda datangi dan kenapa?

Geneva, Swiss. Mungkin karena sejak awal menjadi simbol kedamaian, saya merasa itu tempat menulis yang tenang. Secara geografis, daerahnya memiliki udara yang sejuk-dingin dan berpemandangan indah.

Mekkah dan Madinah, ini lebih karena agama. Untuk mendekatkan diri pada Tuhan secara tauhid, syariat, dan fisikal.

Siapa tokoh yang paling berpengaruh dalam hidup Anda? Mohon bisa diberikan alasannya.

Ayah mertua. Sejumlah prinsip dan cara berpikirnya memberikan pengaruh baik kepada saya. Mungkin karena saya yatim sejak 12 tahun, sehingga mendambakan figur ayah yang tepat untuk mencari nasihat.

Jam berapa biasanya Anda mulai menulis? Ada alasan tertentu mengapa Anda menentukan jam menulis?

Ada dua waktu yang umumnya saya gunakan. Pagi, bisa di rumah atau di kantor sebelum mulai jam kerja. Saat itu pikiran masih segar. Malam sepulang dari aktivitas seharian. Saya menyalakan laptop, baru mandi, makan, salat. Sesudah segar kembali, saya bertekun diri menulis hal baru, melanjutkan tulisan,  menyunting, atau membaca tulisan. Jadi alasannya adalah saat badan segar, dengan harapan pikiran segar.

Bagaimana Anda membagi waktu antara menulis dan hal-hal lainnya?

Berkat jam terbang menulis saya, sebetulnya kapan pun saya bisa menulis. Bila ada waktu sekitar satu jam, justru saya memilih menulis ketimbang membaca. Bila waktunya longgar, saya akan membaginya dengan membaca. Saya bisa menulis di perjalanan, tetapi lebih banyak di suatu tempat rehat dalam rangkaian perjalanan. Saya bisa juga menulis sembari rapat bila peran saya bukan sebagai pemberi materi. Jika dihitung secara komposisi, saya menulis rata-rata 1-2 jam sehari. Bekerja formal di kantor 7 jam. Bersama keluarga 3 jam dengan variasi kegiatan (tentu kalau weekend jalan-jalan bisa lebih setengah hari). Bergiat dengan traveling, fotografi, menghadiri acara sastra, dll lumayan banyak. Jadi, sebetulnya tidak begitu ketat dalam membagi waktu, namun menggunakan sistem kompensasi saja.

Jika hidup Anda akan difilmkan, kira-kira siapa tokoh (aktor / aktris) yang Anda inginkan untuk memerankan Anda? Mengapa?

Doni Damara. Saya suka cara dia memerankan seorang tokoh.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung