Osternacht

Bagaimana aku akan lupakan tangismu itu?
Tangis yang memanggil para pemanggul salib,
penduduk negeri yang rumahnya terbuat dari batu.

Waktu itu, kami semua seolah diliput ragu,
dililit sesuatu yang abu-abu. Sewarna tali pusar
bayi sewaktu lahir. Dan mata kami

seolah buta. Tapi telingaku menangkap tangismu
seperti bunyi air yang terus memancar
di sela batu. Barangkali ini memang misteri

yang jawabannya tak bisa kutemu
meski telah tegak salib dan rumah-rumah raib,
dan penduduk negeri itu sembunyi di balik waktu.

2014

Comments

sepatu murah said…
puisinya bagus bro

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun