Tidurlah Kekasih

Tidurlah Kekasih
: Iztacchiuatl


"Bahkan aku telah gagal
sebelum aku memulai sesuatu."
       Abraham Ibn Ezra


1.

Hidup - bagiku - gugur buah-buahan,
jika kau - pemimpi - hanya berjaga
lalu terbuai suasana.


2.

Peperangan belum usai, butir salju
dari para dewa baru saja ditebarkan
di atas tubuhmu. Kibaskanlah!
Kembangkan kipas bulu merak itu!


Para pemuda - orang-orang suruhan
juga budak - menghunus pedang
di gunung. Raja-raja menggelar peta
dan berhenti minum anggur. Murung.


Pasangkan juga sehelai merak
di atas kepalamu, Kekasihku.
Sebagai tanda: kelak ada
yang berbahagia, mengelak dari
segala bahaya.


3.

Aku, Kekasihku, pemberi tanda
panah ke atas di selembar kertas.
Di mana waktu beringsut, begitu rupa
seolah di hidup ini tak ada yang benar keras.


4.

Jika perdamaian dilembarkan di lembah,
para pemuda dan raja-raja saling sembah,
bunga-bunga peoni mekar, dan kau, Kekasihku,
turun dari puncak gunung seringan dengung lebah.


Akan kututup kipas bulu merak di tanganmu,
kureguk yang telah lepas dan terserak darimu.


Biar semua tahu: dalam puisi, secawan
sepi berulangkali jadi perawan kembali.


5.

Hidup - bagiku - selimut para pemimpi,
jika kau - pemuja waktu berjaga - mendekap
harapan: tercatatlah segala perbuatan.


6.

Aku, Kekasihku, rasa geli yang tersisa
di pinggulmu. Semacam seligi majal yang
tak jadi dibawa berperang. Dan kau merasa
masygul: bagaimana puisi ini bakal dikenang?


7.

Beginilah arti selembar kipas: Aku angin
dan kau gerak beraturan ke samping.
Meski dibuat dengan bahan bulu merak,
kita masih tak yakin: hidup begitu semarak.


Dan begitulah puncak gunung yang dingin,
sepi jadi kepastian yang paling mungkin.
Dan kita berdiri di sini dengan jenak,
tetap saja berpikir hal yang bisa meruyak.


8.

Karena itu, Kekasihku, tidurlah
di dalam puisi. Dan akan kuberikan
                                   hal terindah.


2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung