Jaran Kepang

Kau belum menjadi, masih kumis
dan alis dipertebal dengan arang.
Dan kata-kata dibariskan seperti
para prajurit hendak berperang.
Dia belum bertalu, hanya doa-doa
panjang dikamitkan di antara janggut.
Sekepal nasi putih, segelas kental
kopi tanpa gula, dibakarlah setanggi.
Kau bertanya -- inikah yang sia-sia,
Pertunjukan kata tanpa makna? Dia
hanya tabuhan gambang dan canang.
Dan dia bergerak tanpa arahan.
Bergerak seperti ribuan ekor kuda
memasuki sebidang tanah lapang.
2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun