Pelayaran di Waktu Malam


: Antonio Bueno

Ia kira, begitu melewati kanal,
dan menuju laut lepas – percakapan
akan terasa bebal dan panas;
sepantas menyoal ombak yang begitu biru
oleh sinar lampu, atau layar yang mirip
pemabuk itu.


Tanjung masih terlihat dan bulan begitu bulat,
dan kau kutip sajak lama -- yang lantak hanya kelak,
karena kita tak bisa mengelak -- yang ia tambahkan:
hidup beroleh bimbang dari geladak dan gelombang.

Ia pikir – deru mesin dan baling-baling
akan jadi gangguan selain mabuk laut
dan kepala pening. Dan kenangan adalah
hal paling terakhir setelah amis rebusan udang
dan uap dingin anggur putih yang cepat hilang.

Mari, katanya, kita bersulang! Mengambil bagian
dari merasa kepahitan. Menambal kehilangan dari
masa-masa keterasingan.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun