Sajak Mekar Bunga

Serupa cahaya jingga temaram
bidadari bersayap pelangi dan
embun melayang turun pada batas
pucuk dan kuncup yang terkelupas

Begitulah dia mekarkan mahkota
di antara rumpun hijau semata
Adakah yang bisa lupa padanya?
tersebab dia seperti tengah menyala

Jika dia semenjana begitu,
bagaimana aku bisa terpesona?
hanya warna berbeda dari sekitarnya.

Jika sosoknya sederhana begitu,
sudah tentu aku harus menghamba
sebab tak meninggi dia, jika aku pun tiada

2012

Comments

Unknown said…
oya , Mas Dedy, saya sedang baca antologi "Mahna Hauri" karya Hasan Aspahani, disana ada 2 puisi yg terdedikasi buat Sampeyan.
dedyriyadi said…
sebetulnya lebih dari 2 buah puisi yang dibuat oleh Bang Hasan di dalam buku itu ditujukan untuk saya. Sajak-sajak saya yang pernah dimuat di sebuah majalah tentang konflik rumah tangga antara ayah, ibu, dan aku mengilhami beliau untuk menciptakan beberapa puisi.

Selain "Kita pun Bertukar Sebelah Sepatu" Sajak-sajak seperti :

Gambar yang Dirobek Ayah
Lelaki tanpa Telinga dan Perempuan yang Menangis Tak Henti-hentinya
Belajar Naik Sepeda
Ayah Takut dengan Tinta Merah
Aku Menangis Bersama Ibu

itu menjadi satu dalam sajak-sajak yang diperuntukkan bagi saya.

Terimakasih. Saya mau cari bukunya.
Unknown said…
wah ternyata saya kurang tepat menduga hehe

saran saja: mas Dedy beli saja lewat mas Damhuri Muhammad via twitternya, saya pesannya begitu

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun