Telah
dilayarkan dengan kapal yang besar,
seorang tua yang sabar, di atas air
menderas-memusar
sampai ke bandar, tempat kau menunggu,
tapi
kau menolak, menepis dan mengelak
dari kisah arus dan ombak.
Telah
dijalankan dengan kuda dan unta,
seorang saudagar tua dan istri-istrinya
yang jelita,
seperti terusir dari kota asal lahir ke gerbang kotamu,
tempat kau berjaga, tapi kau merasa terhina,
tersudut dan merana,
seperti butir pasir
dihembus angin gurun.
Telah dibakar sempurna, semak duri dalam api,
seorang peragu tapi berani bersaksi di atas bukit sepi
dan kabarnya terdengar pada langkan menara
tempat kau bertopang dagu, tapi kau merutuk,
tak henti menyumpah dan mengutuk,
seolah seluruh kata berarti buruk.
Maka kau pun pergi ke padang,
seperti mencari sesuatu yang hilang.
Dan giliranku untuk menunggu, berjaga, dan
membaca seluruh kata-kata dalam sejumlah
kesaksian.
2013
Comments