Siapapun Tinggal di Kota yang Bagaimanapun Cantik

Terjemahan bebas dari sajak E.E Cumming
berjudul "Anyone Lived in a Pretty How Town.

Siapapun Tinggal di Kota yang Bagaimanapun Cantik

Siapapun tinggal di kota yang bagaimanapun cantik
(dengan begitu banyak gema lonceng yang mengambang)
musim semi musim panas musim gugur musim dingin
dia telah bernyanyi tidak dia tidak bernyanyi dia menari ya dia menari

Perempuan dan laki-laki (baik yang kecil dan mungil)
saling mengasihi atau kelihatannya mungkin seperti itu
mereka telah menabur apa yang tak mereka tabur dan menuai hal yang sama
matahari bulan gemintang hujan

Kanak-kanak menebak (tetapi hanya sedikit dari mereka
dan lebih sedikit lagi mereka lupakan bersamaan mereka tumbuh
musim gugur musim dingin musim semi musim panas)
bahwa tak ada yang mencintainya lebih dan lebih lagi

seperti saat sekarang ini dan sebatang pohon oleh daun
dia tertawa dia gembira dia menangis dia sedih
seperti burung oleh salju dan kekacauan oleh ketegaran
sesiapapun yang ada tertuju semua kepadanya

beberapa dari mereka menikahi beberapa dari mereka
tertawa menangis mereka dan melakukan tarian mereka
(tidur bangun dan kemudian) mereka
berkata mereka tak pernah seperti itu mereka tertidur oleh mimpi mereka

bintang gemintang hujan matahari bulan
(dan hanya salju yang dapat mulai menjelaskan
bagaimana kanak-kanak itu cenderung lupa untuk mengingat
dengan begitu banyak gema lonceng yang mengambang)

satu hari seseorang meninggal kurasa
(dan tak ada yang membungkuk untuk mencium wajahnya)
warga yang sibuk menguburkan mereka berdampingan
sedikit demi sedikit dan seketika demi seketika

semuanya oleh semuanya dan dalam demi dalam
dan lagi dan terus lagi mereka bermimpi tidur mereka
tak ada seorangpun dan tanah sesiapapun di bulan april
diharap bersemangat dan diolah dengan kata "ya".

Perempuan dan laki-laki (baik yang dong dan yang ding)
musim panas musim gugur musim dingin musim semi
menuai apa yang mereka tabur dan pergi ke mana mereka datang
matahari bulan bintang gemintang hujan

1923

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung