Yang Diinginkan Marcia

Di Ruby Lane, dia ingin berdamai dengan sejarah
yang direka-ulang. Seperti sebuah jubah Ch'ang P'ao
dengan dua pin kuningan di dada sebelah kanan.

Tapi dia juga ingin bernostalgia, layaknya bebunga
popi yang merona. Sebuah sisir dari cangkang penyu
menggoda untuk dibelinya.

Ah. Marcia. Kenapa kau tak ingin meja antik
papan catur? Agar kita bisa senantiasa mengolah taktik
saling mengalahkan dan menyalahkan?

Kenapa juga kau tak tertarik
gaun boneka buatan Koppelsdorf yang cantik
itu? Agar kita bisa bayangkan seorang anak gadis

lucu yang melangkah malu atau ragu

dengan kembang di tangannya yang terulur
pada nisan bertuliskan nama kita?

Memang di Ruby Lane aku tak bisa mengakui
umur adalah batas hidup, dan mata yang mulai lamur
ini masih ingin juga melihat hal-hal indah

dan tak hendak redup. Dan aku seperti mendengar
kau berkata gugup: ada banyak hal yang mudah dilihat
meskipun itu sebenarnya jauh. Seperti keinginan

yang tak bisa diukur oleh waktu,
atau dengan aneka barang pajangan
yang direka-ulang seperti di Ruby Lane.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun