Shigeru




“Aku hendak menjangkau surga,” katamu.

Dan ia mendengar langkah-langkah,
guman doa, dan isak di antara pujian
seperti gelombang yang belai-membelai
dan mengirim pucuk ombak di pantai.

“Kau mau mendengar kisahku?” Kau bertanya.

Ia hanya melihat altar yang penat,
lilin berpendar tapi dingin suasana.
Tanda salib dibuat dengan sentuhan
di dahi, pundak, dan dada. Ia tak melihat
matamu basah.

“Katakan! Katakan kalau kau mencintaiku,”

Teriakmu teredam seluruh dinding sunyi.
Dan ia tak mengerti,
tak akan pernah mengerti,
mengapa perpisahan
bisa terasa megah?

2017

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung