Sajak Pedati

Gelisah telah lama berima
di rusuk - rusuk roda pedati
"Hidup ini berputar senantiasa"

Pijakan membekas
seperti urat sungai
dengan darahnya

Setiap lekuk
membungkus deru
dari anak-anak peluh

"O, Jawi penarik hidup
kepadamu lah kuserah arah?"
tersebab hatiku terlalu gelap
untuk mengartikan sarat

Seuntai demi seuntai
biji-biji lempung digerus lenguh
dengan buncahan liur

Satu tarikan nafas
beranak ratusan rangka
yang tertanam di pangkal helaan

Ada satu pertanyaan yang tersisa
kupetikkan dalam irama cambuk di udara
"Adakah bagian peta yang terbuang,
hingga kita lupa jalan pulang?"

Di sisi yang salah
langit telah berkendit jingga
Tersisa lah seutas terang
pada punggung lintasan

(kolaborasi pakcik_ahmad dan dedy_tri_r)

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung