Petani yang Memeluk Bayang
Di ujung sepinya malam,
Petani mencari bayangnya sendiri.
Diketuknya pintu rumah Bulan,
"Adakah bayangku bermalam di sini?"
Bulan mempersilakan dia masuk
dalam doa yang semakin khusyuk,
dengarkanlah zikirnya;
"Tanah masih basah,
rumput masih rendah,
kenapa sapaku lemah,
dan di depanmu,
aku merasa gundah?"
Petani pun merasa kehausan,
Bulan telah sediakan minuman
; air mata kenangan
Menjelang pagi, Petani kembali
dijemput sepi sedang bayangnya
mengikutinya tiba-tiba. Petani
pun kaget, "Kamu dari mana tadi?"
Bayang petani tetap senyap,
Bulan pun segera lenyap.
Di langit pagi,saat terlihat matahari
Petani memeluk bayangnya sendiri
Petani mencari bayangnya sendiri.
Diketuknya pintu rumah Bulan,
"Adakah bayangku bermalam di sini?"
Bulan mempersilakan dia masuk
dalam doa yang semakin khusyuk,
dengarkanlah zikirnya;
"Tanah masih basah,
rumput masih rendah,
kenapa sapaku lemah,
dan di depanmu,
aku merasa gundah?"
Petani pun merasa kehausan,
Bulan telah sediakan minuman
; air mata kenangan
Menjelang pagi, Petani kembali
dijemput sepi sedang bayangnya
mengikutinya tiba-tiba. Petani
pun kaget, "Kamu dari mana tadi?"
Bayang petani tetap senyap,
Bulan pun segera lenyap.
Di langit pagi,saat terlihat matahari
Petani memeluk bayangnya sendiri
Comments