Pada Sebuah Bangku Taman

Dia duduk seperti Ronald McDonald,
terkesan santai tapi juga kaku
Dari sikapnya itu, pohon mahoni
di belakangnya tahu pasti; ada yang
sedang dinantinya ini hari

Dia memandang sekeliling taman,
seperti sedang hendak mengakrabkan
diri pada derau angin dan desau dedaunan,
juga krik krik suara jangkrik. Cahaya
matahari menepuk-nepuk pundak jaketnya,
seakan paham; dia yang duduk seperti
Ronald McDonald itu tak ingin
kegelisahannya nampak bila
yang ditunggunya tiba

Lalu dengan spidol hitam, jarinya menulis
dua buah nama di bangku taman itu;
nama seseorang dan seseorang lagi
yang rasanya aku telah lama mengenalnya
dan sebuah gambar hati yang tergambar
begitu tergesa

2008

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung