Percakapan Pengantin di Sepanjang Batanghari

/1/

Katamu, dahulu dunia

sebesar telur angsa

dan kita menjadi kehangatan

yang sangat didamba

Aku, Adammu

Engkau, Hawaku

Kita bersatu

dalam perahu

Dari rahimmu,

Dan hangat pelukku

Lahir dunia baru

/2/

Ini kisah cinta

yang tak biasa,

Dan aku merasa

sangat mengenalinya

Hingga pada akhirnya,

ada satu bahtera berlayar

dengan arahan sepasang angsa

Tapi, jangan pernah kautanyakan

suatu tujuan, sebab pelayaran

baru bermula

/3/

Tapi kita bukanlah kaum Nuh, Sayang

Langit teduh dan tak ada gelombang

Hanya angsa-angsa pemberian

Temenggung Merah Mato,

di buritan Kajang Lako

pendukung segala isyarat arah

ke mana kita turun mendarat

Maka demikianlah kukatakan,

Alahai Sayangku, Mayang Mengurai

ini dunia, kita yang punya

Untuk selamanya

/4/

Dan pada tubuhmu, Batanghari

kujelmakan misteri

Kunci abadi Negeri Jambi

; sebuah cinta suci

Sebab di hilir nanti,

ada yang menepi

: kita yang abadi

2007

Comments

Anonymous said…
apakah ini sajak yang ikut lomba di Jambi itu? yg sampai skrg nggak ada pengumuman pemenangnya? atau memang nggak disiarkan?
dedyriyadi said…
sajak ini diniatkan untuk lomba itu, tetapi entah kenapa saya lupa ..maka saya posting saja ...belum ada pengumumannya ya? wah ..bersyukurlah saya ...

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung