Percakapan Pengantin di Sepanjang Batanghari
Katamu, dahulu dunia
sebesar telur angsa
dan kita menjadi kehangatan
yang sangat didamba
Aku, Adammu
Engkau, Hawaku
Kita bersatu
dalam perahu
Dari rahimmu,
Dan hangat pelukku
Lahir dunia baru
/2/
Ini kisah cinta
yang tak biasa,
Dan aku merasa
sangat mengenalinya
Hingga pada akhirnya,
ada satu bahtera berlayar
dengan arahan sepasang angsa
Tapi, jangan pernah kautanyakan
suatu tujuan, sebab pelayaran
baru bermula
/3/
Tapi kita bukanlah kaum Nuh, Sayang
Langit teduh dan tak ada gelombang
Hanya angsa-angsa pemberian
Temenggung Merah Mato,
di buritan Kajang Lako
pendukung segala isyarat arah
ke mana kita turun mendarat
Maka demikianlah kukatakan,
Alahai Sayangku, Mayang Mengurai
ini dunia, kita yang punya
Untuk selamanya
/4/
Dan pada tubuhmu, Batanghari
kujelmakan misteri
Kunci abadi Negeri Jambi
; sebuah cinta suci
Sebab di hilir nanti,
ada yang menepi
: kita yang abadi
2007
Comments