Foto yang Hilang
Foto yang Hilang
Pernah di sebuah langkan, hanya kita berdua
memandang ke tubuh sungai, ke rubuh sangsai.
Di mana mulut-mulut lumut, seperti serombongan
liliput tanpa sepatu; memainkan jejak-jejak
sajak yang tak pernah bisa sampai dalam perjalanan
melesapkan luka.
Ah, iya. Kau potret juga pemandangan itu.
Sepotong lahar yang tergesa turun gunung,
mengurung pertemuan kita itu.
Foto itu memang telah hilang, sisakan kosong
di mata pigura bermotif bunga. Persis seperti
ranjang tanpa kita.
2009
Note : Ini sebuah permainan arisan kata. Dilakukan dengan
www.kampung-puisi.blogspot.com yang menyumbang kata-kata:
Ranjang, Pigura, Bunga, Sungai dan Sepatu. Sedangkan saya
menyumbangkan: Langkan, Lesap, Lumut, Liliput, danLahar.
Pernah di sebuah langkan, hanya kita berdua
memandang ke tubuh sungai, ke rubuh sangsai.
Di mana mulut-mulut lumut, seperti serombongan
liliput tanpa sepatu; memainkan jejak-jejak
sajak yang tak pernah bisa sampai dalam perjalanan
melesapkan luka.
Ah, iya. Kau potret juga pemandangan itu.
Sepotong lahar yang tergesa turun gunung,
mengurung pertemuan kita itu.
Foto itu memang telah hilang, sisakan kosong
di mata pigura bermotif bunga. Persis seperti
ranjang tanpa kita.
2009
Note : Ini sebuah permainan arisan kata. Dilakukan dengan
www.kampung-puisi.blogspot.com yang menyumbang kata-kata:
Ranjang, Pigura, Bunga, Sungai dan Sepatu. Sedangkan saya
menyumbangkan: Langkan, Lesap, Lumut, Liliput, danLahar.
Comments