Aku Tak Ingin Kau Jadi Ladang

Hidup terlalu buruk jika hanya untuk
menumbuhkan jeruk, memelihara sebentuk pohon
yang didiami tupai dan dihingapi burung.

Aku tak benci petani dan ladangnya yang kuning.
Yang ku kutuk hanya waktu seperti lampu di atas bukit.
Kita memandang dengan pesona sampai kita terlena
hidup adalah ladang sesungguhnya.

Hidup akan lebih baik jika di tepi sungai kau susun
setumpuk batuan. Biar air tak meluap dan melupakan
di sisi kanan dan kirinya ada aneka tumbuhan dan hewan
yang mesti dijauhkan dari rasa takut akan banjir bandang.

Aku tak ingin kau jadi ladang, jika waktu hanya pendar,
dan biji kenari tersebar. Karena burung dan tupai saling
incar akan bebijian itu dalam waktu yang sebentar.

Ada baiknya, di tepi sungai, kau berdiri memandang
aku. Memastikan kedua tanganku sekokoh batu. Dan
keinginanku seperti sungai itu. Karena dari itu, akan
lancar alir kata-kata yang semakin hidup.

Mewujudkan cinta kepadamu. Seperti petani
mendatangi ladangnya setiap pagi.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung