Tiga Sajak Untuk Alm. Slamet Sukirnanto (Penyair Angkatan 66)
Nyanyian Bumi
Aku dan cinta tak akan
meninggalkanmu
meski aku mati, dan
cinta tak bersemi lagi.
Aku dan cinta akan
bersamamu selalu,
walau seribu sakit
seolah diterjunkan dari langit.
Bersama hujan yang
turun, dan embun
yang membasuh dedaun,
aku dan cinta menyanyi,
memelihara nama-nama
kita. Menghentikan prahara
yang gemuruh di dadamu
itu. Membunyikan apa
yang selama ini
dilestarikan bumi
: puisi-puisi yang
menghendak abadi.
2014
Nyanyi Gersang
Jangan kecewa, Kekasih!
Aku masih
gairah yang tertahan
dalam kabut hutan.
Nyanyi gersang dari
padang-padang.
Langkahku kata tanya di
hari esok. Sepi
yang teronggok di atas
batu. Lumurilah
aku, Kekasih! Lumuri
dengan lumut yang
hijau dan basah itu.
Liputi dengan lagu
semanis gula, dengan
iringan doal dan
panggora. Agar nyala
hidup kita,
dan bergelora semesta.
Dan batu-batu berbunga.
2014
Cemas
Jika sungai adalah ibu,
maka riak-riak
ini anak-anaknya. Dan
batu-batu harus
cemas: gurau kami arus
gusar.
Besok, atau lusa,
pinggang dan punggung
mereka yang oleh
sepasang kekasih telah
digurat nama-nama, akan
merasa sia-sia.
Sebab riak-riak itu
menghapusnya.
Meski sejarah
mengekalkannya.
Jika sungai adalah ibu,
di tubuhnya sajak-sajak
ini begitu gembira.
Sebab batu-batu itu tahu
: yang dicemaskan harus
dilepaskan.
2014
Comments
http://www.klikglodok.com/perkakas/462-sepatu-safety-jogger