[IsengAsyik] Kontrasnya Suasana dalam Sajak-Sajak Philip Larkin

Pengantar :

Saya sedang mempersiapkan semacam essay untuk acara diskusi dua mingguan di milis Apresiasi-Sastra bulan Oktober nanti. Temanya tentang Penyair Philip Larkin. Penyair ini saya tahu namanya lewat dialog singkat saya via yahoo! messenger dengan Pak Jokpin. Setelah browsing dan googling, saya pun bisa mengunduh 102 sajak Philip Larkin untuk saya baca-baca setiap hari. Ternyata tidak sulit melacak penyair ini, karena beliau termasuk penyair yang terkenal di Inggris. Bahkan di Universitas tempat dia bekerja sebagai ahli pustaka dulu, dibuat sebuah organisasi dan tempat dengan namanya, Philip Larkin Society.


Sebuah Essay sederhana ;

Kontrasnya Suasana dalam Sajak-sajak Philip Larkin

Sajak-sajak Philip Larkin selalu saja memuat kontras baik dari isi maupun suasana sajaknya. Maka akan kita temukan romantisme sekaligus sinisme, rindu dan benci, suka dan tidak suka. Dan kadang kala itu dituliskan apa adanya. Oleh karena itu banyak sekali hal-hal sederhana yang menjadi bermakna.

Dalam sajak “Larik-larik pada Album Foto seorang Gadis Muda” (Lines on a Young Lady's Photograph Album) pada bait pertama kontras antara suka dan tidak suka sudah dikemukakan di awal ;

At last you yielded up the album, which
once open, sent me distracted. All your ages
matt and glossy on the thick black pages!
Too much confectionery, too rich:

I choke on such nutritious images.

Perhatikan bahwa kalimat pertama dalam sajak itu seakan-akan si Aku Lirik sudah lama menunggu terkumpulnya foto² dari gadis muda yang mempersilakan untuk melihatnya. Tetapi kemudian Si Aku Lirik itu malah tidak fokus, tidak tertarik, bahkan dibilang “mau muntah” melihat foto² itu.

Di dalam sajak “ Seperti Dentum Kereta” (Like The Train’s Beat) yang hanya dua bait, terpetakan dengan sangat baik antara bait pertama yang “lembut” dan bait kedua yang “keras”. Di bait pertama Larkin menggambarkan pesona seorang wanita yang dilihatnya mulai dari bibirnya, alisnya, bentuk tulang pipi, dan rambutnya yang hitam sedang di bait kedua Larkin pemandangan yang disaksikan oleh wanita itu ; kekacauan kota, keragaman dan kegiatan manusia, lalu ditutup dengan manis sebagai suara yang memercik di bebatuan.

Like the Train's Beat

Like the train's beat
Swift language flutters the lips
Of the Polish air girl in the corner seat,
The swinging and narrowing sun
Lights her eyelashes, shapes
Her sharp vivacity of bone.
Hair, wild and controlled, runs back:
And gestures like these English oaks
Flash past the windows of her foreign talk.

The train runs on through wilderness
Of cities. Still the hammered miles
Diversify behind her face.
And all humanity of interest
Before her angled beauty falls,
As whorling notes are pressed
In a bird's throat, issuing meaningless
Through written skies; a voice
Watering a stony place.

Sajak Tahun Keajaiban (Annus Mirabilis) adalah sajak yang menggambarkan perasaan senang dengan absurd. Perasaan itu digambarkan selayaknya hubungan seksual yang didasarkan pada dua hal : Piringan Hitam Beatles dan berakhirnya pelarangan novel Lady Chatterley’s Lover (1928) karya D.H. Lawrence yang konon (saya belum pernah membacanya) menuliskan adegan-adegan hubungan seksual secara terang-terangan. Tahun Keajaiban yang dimaksud oleh Larkin adalah tahun 1963.

Annus Mirabilis

Sexual intercourse began
In nineteen sixty-three
(which was rather late for me) -
Between the end of the Chatterley ban
And the Beatles' first LP.



Bahkan kematian pun secara vulgar dipertentangkan oleh Larkin dalam sajaknya “Meneruskan Kehidupan” (Continuing to Live) di mana dituliskan ;
...
On that green evening when our death begins,
Just what it was, is hardly satisfying,
Since it applied only to one man once,
And that one dying.

Kematian menjadi satu kepuasan yang sangat sulit dirasakan oleh orang lain, kecuali oleh yang sedang sekarat itu. Tragis sekaligus ironis bukan?

Tak lengkap rasanya merasakan sajak-sajak Larkin tanpa membaca Sajak “Perkawinan Whitsun” (The Whitsun Wedding). Sajak yang dianggap sebagai titik awal kepenyairan Larkin di antara penyair-penyair Inggris lainnya. The Whitsun Wedding, strukturnya beralur. Dimulai dari statement “That Whitsun” seakan Si Aku Lirik baru tersadar akan sesuatu hal. Whitsun. Siapa Whitsun? Whitsun yang mana? Lalu Si Aku Lirik bergegas ke perkawinan Whitsun yang dikenalnya. Alih-alih terlambat, diperhatikannya setiap detail perjalanannya. Lagi-lagi hal yang ironis bukan? Biasanya orang terlambat ke suatu acara pasti tidak akan memperhatikan detail perjalanan. Itulah Larkin. Kontroversial dalam setiap penulisan sajak-sajaknya. Selesai? Belum, karena semakin dibaca ke bait-bait selanjutnya akan ditemukan banyak hal yang semakin kontradiksi.

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun