Perkawinan di Kana

Seperti kau tahu, sepasang burung
hinggap pada semi dadaku. Bersarang,
dan sesekali mematuk kuncup luka.

Lalu lenganmu, pokok ara itu.
Tak berbuah namun rindang
: naungan yang kadang kurindu

Dan kau pun dengar; betapa keciap
lapar, betapa tak siap kita sadar.
Musim selalu berubah dan benih
berkecambah. Ah, di tanganmu
juga telur-telur di sarang rekah.

Lihatlah, ada nama yang kekal
di batang ara. Nama yang bakal
memberitahukan sebuah rahasia
luka; bahwa itu sebenarnya cinta.

Seperti perkawinan di Kana,
bibir pengantin ini menunggu
cecapan anggur pertama
: darah dari lukamu yang baru.

2007

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung