Dadaku Rumah Kapal

Beribu kembang dilarung peziarah
pada danau yang dikepung kekuntum padma.
Begitulah kulantun segala kesah
atas kepergianmu yang begitu tiba-tiba.

Dan kapal demi kapal dilepaskan
penuh harapan,
sebagaimana dari dada sebelah kanan
darah mengalir pelan.

Hanya di palung, ceruk yang tak pernah
diselami, disebarkan tumpang saji.
Hingga di jantung, betapa teruk resah
ini terus meradang, tak mau pergi.

Sebab peziarah terlalu bebal,
selalu meminta mukjizat
tanpa bisa ikhlas untuk memberi,

maka dadaku, rumah kapal
; di mana ada yang ditambat
untuk dilepas kembali.

2008

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung