Nyanyi Puji

Betapa harus kusamarkan diri
agar dirimulah yang menjadi
dan merajai segala tempat,
setiap sempat, dan semua saat,
seperti sebuah iqamat sebelum
salat itu sendiri.

Betapa harus kunistakan dan
kusangkal diriku sejadi-jadinya
supaya hanya engkaulah raja
di atas segala kehendak, setiap
tindak, dan semua jejak,
selayaknya bayangan di tembok
yang tak akan pernah kautengok.

Namun kuinginkan kau sepenuh
sungguh, sebagai ruh, dan tak jenuh
mengisi kehampaan dada.

Dan ku mau kau mengada
pada segala jeda

Sebagaimana laut rindu gelombang,
kunyanyikan segala bimbang
sebelum kau menjelang.

2008

Comments

Anonymous said…
mak nyesss....

;-)

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun