Sejak Lebak Dituliskan Dalam Sajak

Lembut lekuk tubuhmu, Adinda, lumat
dalam warna karat senja di hutan karet.
Aku, Saija, mata sawah yang terlalu sarat
oleh tangis para peladang yang berderet.

Apakah yang tersisa dari sajian kisah cinta
yang digubah Tuan Multatuli ini? Kecuali
fakta sejarah telah begitu berdarah karena
duka tak kunjung sirna dari kami, Pribumi.

Sejak Lebak dituliskan dalam sajak Rendra,
tak semua bisa sepakat bahwa cinta begitu
dekat dengan kematian, Adinda, maka
kubiarkan saja di langit yang tak lagi biru

kubayangkan kau bagai Shinta direngkuh
Rahwana, dikejar Garudeya, dan aku,
Laksmana, rela mati untuk Rama, Sang Raja.

2010

Comments

andri K wahab said…
keren banget bro...^_^
Toko sepatu koq postingnya sajak bos ???

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung