Kucing Hitam








Kucing itu lewat di depan rumah
saat bulan tidak lebih megah
daripada wajah tokoh pada sebuah
baliho

Dia berbulu hitam seperti malam
yang sibuk menyibak gemawan
dari riuh gemintang

Di dekat pagar, dia mencakar-cakar
sesuatu yang mirip tubuhku.

Ada yang berdarah. Semacam luka
menyemburkan kata-kata. Persis sumpah.

Kali ini, aku seperti mewakilinya

berdoa, "Berikanlah dia pada hari ini
makanannya yang secukupnya, Tuan."





2011

Comments

Usup Supriyadi said…
saya suka kucing. tapi saya kadang kasihan dengan kucing berjenis kelamin puan, mereka sering sekali mengandung, dan kucing jantan sering sekali menghamili. duh.

apakah puisi ini tentang kucing atau tentang seorang peminta yang begitu ingin mendapatkan sedekah dari setiap rumah yang ia lewati? dan kita kadang harus berperan jadi Tuhan yang maha pemberi.

ada kosakata baru buat saya "gemawan"

:P
dedyriyadi said…
Anda bebas menafsirkan kucing itu sebagai apa saja..

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun