DI Sumur Yakub


Ia tahu ada hal-hal tak pantas telah ditebas,
dan debur timba di dasar sumur, memperbincangkan
nasib anak-anaknya kelak.

Ia yakin, hidup tak seperti petualang kehausan,
lalu berihwal tentang mata air dan air mata.
Ada yang harus menjadi awal
untuk bisa menentukan apa yang kelak diakhiri.

Setidaknya, ada yang harus ia pegang,
seperti tali yang terulur, yang di ujungnya
ada timba dalam sumur, supaya dia bersiap
pada yang datang dan meminta minum,
bertetap pada yang terus berkembang
tanpa mengenal titik ekuilibrium.

Lalu seperti ada sekumpulan orang yang pulang,
entah dari padang mana,
ia tahu, ada saat-saat dalam hidup ini,
untuk memahami: kau hanya perlu menunggu.

Hanya menunggu.

2013

Comments

dan sungguh, saya ingin menimba sebanyak-banyaknya, sedalam-dalamnya air mata, mata air, di sumur yakub.

Salam^_^

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung