Menunggu

Jika kau perhatikan benar, seluruh tubuhku adalah
jalinan kata-kata. Mereka terpilih untuk terpilin jadi
kulit dan serabut daging. Pembungkus pembuluh darah
dan organ-organ dalam. Semacam perasaan yang kini


begitu diabaikan daripada diabadikan. Dibicarakan
tetapi dicabarkan sampai dingin bahkan seluruhnya
lepas sebagai angin. Jika kau berhati-hati pada kebenaran
yang terjadi adalah kau tak percaya hanya kata-kata

yang bisa menuntunmu pada makna. Ada rekatan dan
retakan yang membuat kau merasa – ada yang lebih
dari sekadar suara dan suasana. Ada yang menawarkan
sesuatu di dalam sana. Di dalam rongga tubuhku, di didih

darah di tubuhmu, di ruang-ruang tak tersentuh dan
di raungan bergemuruh yang tak didengar tapi sampai
juga getarnya di dalam jiwamu. Jika kau pertahankan
kebenaran dari kata-kata dalam tubuhku, yang kau gapai

hanya gambaran-gambaran semu.
Seperti pada suatu pantai kau menunggu;
selain ombak, pasir, karang dan pecahan kerang,
perahu-perahu nelayan seperti ucapan selamat jalan

seorang kekasih yang bersetia untuk menanti.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun