Menyusuri Gang di Kotamu, Lang





Menyusuri gang di kotamu, Lang, seperti menggali
keabadian mahluk-mahluk yang lama ditaklukkan
waktu, dipukul pada tengkuk lalu rubuh serupa pemabuk.

Nama Tuhan dipekikkan dalam suara yang beda sama sekali
dengan ketika mereka berbincang di warung kopi. Seakan
mereka berubah menjadi mahluk bermahkota dan bertanduk.

Puluhan gang di kotamu, Lang, adalah cermin diri
yang ingin abadi. Lestari dengan ketelenjangan,
kepura-puraan, dan rasa ingin menjadi para penakluk.

Entah apa yang ingin dimenangkan di gang-gang ini,
Lang. Sebab yang kulihat semuanya berwarna ceria. Seakan
di sini anak-anak tak beranjak dewasa. Meski beragam kutuk

dituliskan dan digambarkan. Dan menyusuri
gang di kotamu, Lang, aku justru ingin merapikan
diri. Becermin pada puluhan simbol dan gambar dengan bentuk

yang pelan-pelan aku nikmati.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun