Siklus



Jangan bayangkan mereka yang mati. Sebab kau
berulangkali jadi belulang di antara belukar nanti.

Bayangkan tunas, dedaunan, bunga dan burung
yang akan bersarang di cecabangmu yang anggun.

Bayangkan juga tawa bayi di sayap kupu-kupu. Setelah
kepompong itu terbuka, setelah bunga-bunga merona.

Aku melihat gemerlap sisik ikan, keciap burung dan
kepak juga kecipak kehidupan. Daun dan biji berjatuhan.

Kusaksikan juga para nabi berjalan-jalan di taman,
air matanya bercucuran, tapi senyumnya seperti ditahan.

Mungkin Tuhan berfirman di antara kehidupan dan
kematian. Di antara aku yang menulis dan kau yang

membuka pintu rahasia dari reruntuhan kata.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun