Dalam Kamandaka

: kepada penyair dharmadi

Aku ke timur. Seperti busur
memburu anak panahku, aku
meluncur. Menata kembali
yang hancur, yang nyaris lebur.

Kenangan seperti bayang-bayang
di jendela Kamandaka, Sayang.
Mengada, membuatku mengaduh,
lalu hilang dalam kecepatan tinggi.
Tak sempat aku nikmati lagi.

Kutinggalkan barat. Seperti gelap
di langit yang nyaris padat. Perlahan
kutanggalkan semua beban di garis
penat. Aku merdeka, Sayang, dari
masa lalu dan kesah yang dulu.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun