Sebuah Pasu, Sebuah Lagu


Aku kembali!
Tidak. Aku tidak pernah
pergi. Aku tidak pernah
jadi perigi. Aku pasu.
Sepalsu-palsunya aku,
aku tetap tak kemana-mana.
Aku di sini.
Tidak. Aku tak pernah
berhenti. Aku pasu.
Diusap berapa kali,
aku tetap tak hendak berhenti
bernyanyi.
Aku berlagu.
Di dadamu, aku bernyanyi
pilu. Menyaru rayuan para
peri. Mesyuarat ratapan
yang kudengar setiap hari --
Pergi! Pergi! Pergi ke perigi!
Menimba lagi.
Menimbang-nimbang
persoalan diri.
Di sini, hanya terpantul
pertanyaan dini -- siapa
aku ini? Aku pasu.
Bejana itu.
Tak bijaksana kau
berkaca padaku.
Pergilah!
Pergilah ke perigi.
Ambil airmu sendiri.
Lalu -- aliri ambisimu
padaku.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun