dimana sepatumu?

aku menuju Ibu
dengan berlari

di jalanan siang ini
orang ramai berorasi
lalulintas semrawut
polantas kalangkabut

sebentar lagi kubasuh muka
dalam teduh air mata

sempat kudengar
pistol menggelegar
ramai orang gempar
mencari siapa yang menggelepar

perjalanan ini makin terik
siang dibakar dengan sempurna

dari arah yang berbeda
roda roda baja memasang badan
rantai manusia kendur perlahan
perlawanan itu reda?

dahaga kurasa begitu meraja
di tiap tetes air mata ibu
akan kututup duka

tapi masih terdengar teori penyerbuan
di jalanan yang bukan pasar
sepatu sepatu berserakan
tak ada yang mau menawar

hanya di pangkuan ibu
sapaku mungkin akan berakhir

ada darah berarti ada luka
lantas jerit itu untuk siapa?
jalanan lebih manjakan angin dan debu
sekadar pengingat muasal manusia

wajah ibu berseri seri
sebelum bertanya padaku
: dimana sepatumu?

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung