Saat Langit Menulis Sajak

/1/

Apakah kaupikir
aku mampu
menghitung setiap tetes gerimis
sebelum hembusan nafas
kekal di buramnya kaca jendela?

Jika kau mau aku menunggu
coba lukiskan
meriahnya pelangi
sebagai tirai
sebelum kilat yang pertama
membias di langit itu

/2/

Di kaca jendela ini
tak ingin lagi kudekap
bayangan lembab
yang begitu akrab
Hingga kukira itu mendung
saat langit menulis sajak
: kau kira itu kah hujan?

/3/

Jika di langit itu
ada kuasa untuk menggurat
jejak sang waktu

Aku bersyukur pada bumi
yang telah begitu tabah
menghitung setiap jejak langkah

Sebab katamu
Ada yang telah ditahbiskan
menjadi ruang penantian
yang teramat panjang

/4/

Saat langit membuka pintu kemarau
kunikmati perjalanan ini
dari debu ke debu

Jika nanti hujan tiba
di dinding yang basah
kusandarkan segala lelah

Jakarta, November 2006

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun