Magellan dan Cinta yang Tak Pernah Mati

Di dermaga ini, kau akan kusambut seperti bulan di tengah kabut
meski lunas Victoria* membawa pulang tangis, suara dari selatan
padahal aku inginkan kau mengurai sejumput ikatan rambut
tapi jawabmu,"Sesuatu telah terjadi dengan Kapitan Magellan"

Maka akulah suku Lapu-lapu** itu: pembunuh Sang Petualang
tersebab cinta adalah tanah air yang mati-matian aku bela
dan penantian telah menjadi kuburan kesepian hari-hari malang
sedangkan kau : puisi yang kutulis dengan tinta airmata

"Cinta itu tak akan pernah mati," katamu pada ombak yang menepi
sebagaimana sepi akan tetap tinggal di hati, tak hendak pergi
dan kita adalah tubuh subuh yang merindukan cahaya matahari

Tapi aku begitu yakin bahwa cinta itu hanya memberi, tak hendak meminta
maka pertempuran di Mactan*** aku dengar sebagai suatu cerita sedih belaka
dan sauh pun segera terangkat, sebuah petualangan lain akan bermula.



* Kapal Layar Magellan
** Suku yang memenangkan peperangan melawan koalisi pasukan Datu Zula dan Magellan.
*** Sebuah Pulau di Filipina. Pertempuran itu terjadi pada tanggal 27 April 1521.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung