Dalam Sajakku

Dalam sajakku, kau bukan saja teman
minum kopi. Tempat berbagi cerita dari
padang pengembaraan. Dari satu dahan
ke dahan lain di pohon yang berbeda ini.


Dalam sajakku, kau adalah mata air terbening
di pegunungan jauh. Yang untuk menemukannya
aku harus mendaki dan terjatuh terbanting-banting
berulangkali. Tapi aku akan terus bangkit dan bicara

soal cara membuka pagar terkunci. Buhulan
peristiwa dan kenangan dari satu ke lain hari.
Dalam sajakku, kau buah termanis yang akan
meneteskan sari. Gelas penutup pemuas diri.

Setelah kureguk, aku tak merasa haus lagi. Kau kedip burung
hantu menjelang pagi. Di mana cakar dan paruhnya telah
bersih dari bercak darah dan matahari mengusir turun embun
ke rerumputan. Dalam sajakku, kau menjadi mezbah

di mana peristiwa kuserahkan dan kubakar
segala yang inginnya hanya jadi nazar.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun