In Osculo

Kabut hilang jerit, pulang ke bukit-bukit,
mengulang masa-masa sulit.
Masa di mana kuntum cemara dan seekor
burung dara memekarkan suasana -- hati manusia.
Kipas di tanganku tertutup, suara napas di lehernya
terdengar gugup: mata siapa hendak menutup?
Di antara kabut yang berlalu, dan kenangan
yang bertalu -- aku termangu.
Mengenang peristiwa lalu
-- menjelang pagi, kau menciumku.
Dan menyebut namaku sebagai domba
di hari perlaluan dosa. Dan pokok-pokok
cemara seperti doa-doa tabah.
Dan seekor burung dara terbang
di langit terbuka. Sedang cinta seperti pedang,
urung tercabut dari sarung.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun