Suatu Malam di Februari yang Dingin



Suatu malam di Februari yang dingin terentang
di atas lantai keramik bermotif art deco, tapi tak ada
yang menyoal hujan deras sebelum Sin Cia.
Seolah kemuraman adalah perasaan mengambang


di bawah getar sayap burung di dalam sarang.
Suatu malam di Februari yang dingin serupa
percakapan yang hilang di antara mambang petang
dan gelap yang buru-buru menyekap kita

seperti kotak kaca. Memantulkan kembali di dada
pertanyaan-pertanyaan sederhana: Betapa gamang
kita menjalani hidup tapi betapa riang kita digelimang
hal-hal semu. Dan di suatu malam, kita tiba-tiba

seperti disadarkan: waktu merambat tapi cinta melambat.
Tinggal lambaian bayang-bayang di lantai keramik Tionghoa.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun