Upacara Ayam Jantan

Dia tak pernah tertarik pada hal-hal yang diikat
waktu. Benang merah di mana siput beringsut itu.
Dia juga tak ingin mengamati apakah kuning langsat
atau biru pucat warna mahkota bunga itu. Lebih dulu


dia menarik batas dari paku ke paku. Di tengah
dunianya. Di tengah bidang gelap yang menyekap
keberadaannya. Dia sendiri. Mencoba mencegah
berita-berita perang dan kekerasan. Api dan asap

yang menghilangkan sebuah peta. Seperti berdoa
dia tegakkan jengger dan taji. Paruhnya juga. Dimerahkan
muka dan punggungnya. Dipucatkan warna delima
oleh tatapan matanya. Di hadapannya -- jambangan

sehijau batu berlumut. Lalu dirapalnya semacam bacaan
qunut. Tanpa rasa takut, dia katakan begini kepadaku:
Suaraku adalah janjiku kepadamu. Setiap kau dengarkan,
kau akan terus teringat akan aku.

2015

Comments

Unknown said…
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung